Rabu, 29 Desember 2010

Story : Kisahku Yang Sebenarnya Part 4

Setelah berpamitan dengan guru-guru. Denis langsung mengajak berangkat. Kami berempat segera munuju mobil, yang di parkir di depan halaman sekolah. Aku lihat teman-teman ku, melihatku dari lantai 2. Sekilas aku melihat Andi berlari-lari kecil ke arahku, bersama sahabat dekatku. Kini aku sudah sampai di halaman sekolah, Denis sudah membuka pintu mobil. Arga dan Dimas juga sudah masuk ke dalam mobil yang satunya.
"  Boleh nggak aku pamitan dulu." ujarku.
" Hanya sebentar, kita mengejar waktu." ujar Dion.
Andi dan sahabatku mendekat.
" Aku harus berangkat sekarang, maafin kesalahan kakak ya." ujarku ke Andi.
" Tapi, Kak.." ujarnya tertahan. Matanya mulai basah.
" Eh, Sil kamu belum cerita kepda kami. Apa baksud dari semua ini? tanya Yeni kebingungan.
" Sudahlah, aku harus berangkat sekarang. Semoga kita bisa bertemu di suatu tempat nanti." ujarku sambil berlalu meninggalkan mereka. Aku langsung naik ke dalam mobil, tanpa menjelaskan apapun kepada sahabatku. Sama sekali tidak.
" Berangkat sekarang." ujarku. Denis langsung memacu mobilnya. Meninggalkan sekolahku yang penuh kenangan ini. Mobil kini melaju menuju perkotaan, menuju Bandara Juanda. Sedari tadi aku hanya terdiam memikirkan semua ini.Aku tak habis pikir, kenapa aku harus kembali ke tempat itu. Tempat yang penuh kenangan buruk tentang masa lalu keluargaku. Aku nggak tau maksud dari semua ini. Ku lirik Denis, baru aku sadari. Dia masih menggunakan seragam sekolahnya.
" Kamu tadi berngkat jam berapa?"tanyakun memecah ke sunyian. Denis melirikku.
" Pagi, sebelum berangkat sekolah." ujarnya.
Aku kaget banget, dia datang kesini hanya di suruh Kakek. Apalagi ini perjalanan lama sekali. Bogor - Surabaya. Setelah itu aku hanya terdiam, nggak tau apa yang harus aku omongin.
Beberapa jam kemudian kami sampai di Bandara Juanda.

Sementara itu...

Andi dan Yeni cs, berjalan memasuki halaman sekolah. Yeni mengajak Andi untuk menceritakan semuanya. Tapi ketika di dekat tangga, Andi berhenti.
" Sudahlah Kak, aku nggak mau ngebahas ini." ujarnya sambil mengghela napas panjang.
" Tapi, kita nggak tau maksud dari ini semua. Ayolah Andi beritau kami." ujar Dila.
" Kalian tanya ke Wali Kelas kalian aja Kak, pasti tau. Sudah Kak, aku ke kelas dulu." ujar Andi sambil berlalu pergi.
Yeni dan teman-temannya hanya memandang bingung.
" Mungkin dia masih sedih, di tinggal Kakaknya." ujar Dila.
Teman-temannya hanya mengangguk. Mereka lalu menuju kelasnya yang berada di lantai dua. Beberapa temannya sudah menunggu di kelas.
" Gimana? Apa yang terjadi dengan semua ini?" tanya Rizki. Anak-anak kini mulai mengurumuni Yesi cs.
" Kalau kami tau, pasti kami sudah berceirta. Andi nggak mau ngasih tau sedikitpun. Begitu juga Sisisl." ujar Dila.
" Ya, Andi malah nyuruh kita tanya ke Wali kelas. Aku tambah bingung dengan semua ini." ujar Yeni.
" Semoga aja, Bu Anis nanti mau cerita sedikit aja." ujar Sofie. Yang lain hanya mengangguk.


Bersanbung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar